About my Blog

Corat-Coret seorang istri yang mengawali kehidupan baru dengan terpesona akan nikmatnya GingerTea ato TehJahe dengan kehangatan,mempesona, menggairahkan, dan memanjakan setiap tegukan selayaknya awal dari meniti kehidupan keluarga kecil kami dimulai dari menggambar, mewarnai, membaca, menulis, menghitung, memperindah makna my family^_^.

Minggu, 01 Desember 2013

kutipan sedikit tentang start pengolahan minyak bumi

DiKutip Dari : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/teknik-pengolahan-minyak-bumi/

Teknik Pengolahan Minyak Bumi

Ditulis oleh Budi Utami pada 02-08-2011
Di Indonesia, sumber minyak bumi terdapat di daerah-daerah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Irian Jaya, Kalimantan, dan sebagian ada di pulau Jawa, yaitu Cepu dan beberapa daerah lain. Biasanya kandungan minyak bumi ini ada pada 3 – 4 km di bawah permukaan tanah. Untuk itu proses pengambilannya dengan menggunakan sumur-sumur bor yang sengaja dibuat. Beberapa di antaranya karena sumber minyak bumi ada di dasar laut, maka pengeboran dilakukan di laut. Minyak mentah yang dihasilkan ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau kilang minyak. Minyak mentah atau yang biasa disebut dengan crude oil ini berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap, yang selain mengandung kotoran, juga mengandung mineral-mineral yang larut dalam air. Minyak ini belum dapat digunakan untuk bahan bakar atau berbagai keperluan lainnya, tetapi harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Minyak mentah ini mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom karbon 1 – 50. Pada prinsipnya pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua langkah, yaitu desalting dan distilasi.
A. Desalting
Proses desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan dengan cara mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya adalah untuk melarutkan zat-zat mineral yang larut dalam air. Pada proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon. Setelah melalui proses desalting, maka selanjutnya minyak akan menjalani proses distilasi.
B. Distilasi
Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih lanjut dengan proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran  berdasar perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses distilasi bertingkat ini adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu. Proses distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi bertingkat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Diagram menara fraksionasi (distilasi bertingkat) untuk penyulingan minyak bumi. Pandangan irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agar selalu kontak satu sama lain, sehingga pengembunan dan penyulingan berlangsung menyeluruh sepanjang kolom.
Fraksi Hidrokarbon yang Didapatkan dari Distilasi Bertingkat
FraksiJumlah Atom CTitik DidihKegunaan
GasC1 – C5-164 °C – 30 °Cbahan bakar gas
Eter petroleumC5 – C730 °C – 90 °Cpelarut, binatu kimia
BensinC5- C1230 °C – 200 °Cbahan bakar motor
Minyak tanahC12 – C16175 °C – 275 °Cminyak lampu, bahan bakar kompor
Minyak gas, bakar, dan dieselC15 – C18250 °C – 400 °Cbahan bakar mesin diesel
Minyak-minyak pelumas, gemuk, jeli petroleumC16 ke atas350 °C ke ataspelumas
Parafin (lilin)C20 ke atasmeleleh 52 °C – 57 °Clilin gereja, pengendapan air bagi kain, korek api,dan pengawetan
Terresiduaspal buatan
Kokas petroleumresidubahan bakar, elektrode
Fraksi-faksi yang didapatkan setelah proses distilasi selanjutnya diolah lebih lanjut dengan proses reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
1. Reforming
Reforming merupakan suatu cara pengubahan bentuk, yaitu dari rantai lurus menjadi bercabang. Proses ini digunakan untuk meningkatkan mutu bensin.
2. Polimerisasi
Polimerisasi merupakan suatu cara penggabungan monomer (molekul molekul sederhana) menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks.
3. Treating
Treating merupakan proses penghilangan kotoran pada minyak bumi.
4. Blending
Blending merupakan proses penambahan zat aditif.

To be continue ..... 

Listrik yang Mahal untuk pedalaman, tapi Ada kutipan cerita dari Apamsi.org

http://www.apamsi.org/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=82&Itemid=199

LUSIDA 25, LAMPU SEHEN ADYASOLAR KISAH SUKSES MENERANGI NTT


LUSIDA 25, LAMPU SEHEN ADYASOLAR KISAH SUKSES MENERANGI NTTTERNYATA SOLUSI ITU MURAH, CEPAT, DAN  MUDAH
Laporan Perjalanan Nurrachman

Begitu Batavia Air menginjakan kakinya di Bandara El Tari Kupang, pagi itu di bulan April kemarin, Saya disambut cuaca cerah. Buru-buru saya menghirup udara segar nan bersih yang menjadi barang mewah di Jakarta, kota yang penuh hiruk-pikuk dan kesemrawutan dimana saya tinggal. Angin sepoi-sepoi dari arah Australia turut meniup pohon di Bandara bak tarian selamat datang.

Setelah mampir sebentar ke kantor PLN Wilayah NTT, saya melanjutkan perjalanan menuju Desa Kelle. Suatu desa terpencil. Kecamatan Kuanfatu. Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Daerah perbukitan yang jauh dari ibu kota kabupaten. Desa itu merupakan salah satu dari ratusan desa di Provinsi NTT yang belum terjamah listrik meskipun sudah 67 tahun merdeka. Listrik terdekat hanya ada di nun jauh kota kecamatan yang 12 jam nyala  12 jam mati. Maklum, listrik disana dibangkitkan oleh PLTD tua 25 KVA yang boros minum solar. Selain boros juga super mahalnya. Bayangkan saja, transportasi sulit sebagai penyebab mahalnya biaya pokok PLN. Barangkali seandainya PLN tidak membawa misi sosial listrik bagi rakyat, mungkin harga listrik di sana bisa sepuluh kali lipat dari harga Jakarta. Saya sampai di desa itu sudah tengah malam. Perjalanan sejauh 100 km lebih dari kota Kupang saya tempuh selama 6 jam melalui medan berat pegunungan. Sinyal telepon sekali-kali nyamber bila lewat punggung bukit. Selebihnya blank spot. Hanya kendaraan 4x4 yang mampu menjangkaunya. Kami sempat beberapa kali terperosok di jalan berlumpur nan-terjal. Namun perjalanan menjadi meriah tatkala ditemani sekitar 12 orang penduduk yang kebetulan numpang di bak belakang. Dua orang ibu hamil duduk di jok tengah. Mereka baru pulang belanja dari Soe, Ibukota TTS namun busnya terhenti di tengah jalan karena tidak kuat melanjutkan perjalanan. Sayapun terheran-heran dengan angkutan di sana yang melewati jalan hancur hanya dengan bus ukuran 3/4. Saking penasaran, saya tanya ke salah seorangnya. “Sekiranya kami nggak lewat sini tadi bagaimana Bapak melanjutkan perjalanan? Jawabnya; “Kami akan menginap di pinggir jalan, besok pagi kami lanjutkan jalan kaki Nak”. Padahal masih 20 kilometer lagi jaraknya. Masya Allah, Betapa sulitnya hidup disini.

Setelah menurunkan penumpang, Akhirnya Kami tiba dan bermalam di rumah Ibu Desa, sebutan bagi seorang ibu yang menjadi Kepala Desa. Keramahtamahan keluarga ini dengan suguhan kopi hitam nan nikmat telah menghilangkan penat perjalanan seharian. Tidak tahan karena keringat, saya minta ijin mandi. Kira-kira 6 ember air saya habiskan untuk mandi tengah malam. Pagi harinya saya menyesal sekali memakai air sebanyak itu. Karena baru tahu untuk ambil air itu perlu dipikul dari sumber mata air. Saya minta maaf kepada si-empunya rumah atas ketidaktahuan saya. Ternyata desa itu selain sulit listrik juga sulit air. Untunglah tempat ambil air sekitar 200 meter dari rumah itu, namun tetap tidak mengobati rasa bersalah saya. Hari berikutnya saya lebih hati-hati memutuskan untuk mandi.

Keesokan harinya, dengan diantar Ibu Desa saya meninjau proyek SEHEN PLN. SEHEN (Super Ekstra Hemat Energi) adalah seperangkat lampu penerangan rumah tenaga surya yang ramah lingkungan lagi bersih. Menggunakan tenaga matahari yang diubah menjadi listrik untuk menyalakan lampu. Paket tiap rumah dipasang tiga buah titik lampu LED 2 watt yang ternyata terang sekali. Saya menemui penduduk yang beberapa bulan terakhir ini telah menikmati listrik SEHEN. Rakyat yang sederhana, kehidupan yang sederhana, nerimo dan tidak neko-neko, ramah sekali dan tulus menyambut tamunya.

Sebagai pelanggan PLN SEHEN, mereka menyewa peralatan itu dari PLN. Biaya sewa 35 ribu per bulan. Cukup murah dan mampu menghemat pengeluaran bulanan mereka. Bagaimana tidak? Sebelumnya mereka harus merogoh kocek 55 ribu sampai 75 ribu per bulan untuk membeli minyak tanah agar lampu pelitanya tetap hidup di malam hari. Harga minyak tanah di desa terpencil berkisar antara 5.500 – 7.500 per liter yang terkadang tidak ada sama sekali karena jalan terputus musim hujan berkepanjangan. Dengan berlangganan SEHEN mereka bisa berhemat 20 ribu sampai 40 ribu per bulan. Betapa murahnya solusi itu.

Untuk berlangganan, caranya mudah. Mereka cukup membuka rekening tabungan di Bank NTT sebesar minimal 250 ribu. Selanjutnya dikoordinir oleh Kepala Desa mereka mendaftar menjadi pelanggan SEHEN PLN. PLN akan memotong tagihan bulanannya dari tabungan di bank NTT itu. Terkadang bila pendaftaran dilakukan kolektif dengan jumlah uang besar, petugas bank NTT menjemput nasabah ke desa-desa. Tak lama berselang, instalatir PLN akan datang dan memasang lampu SEHEN. Mereka juga diajari cara penggunaannya yang sangat mudah. Lampu SEHEN mampu menyala 6 jam per malam. Tapi bisa diredupkan 50% hingga 10% sehingga nyala lebih lama sampai pagi.  Byar... terang sudah rumah itu, lampu pelita bisa dipensiunkan dini dan selamat tinggal minyak tanah. Betapa cepatnya listrik datang. Selamat datang terang.

Panel surya berumur panjang, lebih dari 20 tahun. Lampu LED juga panjang di atas 12 tahun. Hanya baterai yang ada di dalam lampu perlu penggantian tiap tahun sekali. Namun demikian, bila ada kerusakan selama pemakaian masa sewa, mereka tinggal komplain ke PLN dan PLN akan segera memperbaiki atau mengganti dengan alat yang baru. PLN mendirikan pusat layanan perbaikan. Namanya Graha Sehen. Layanan ini dibuat sedekat mungkin dengan warga. Agar tidak repot. Betapa mudahnya.

Untuk memahami kehidupan pedesaan lebih jauh saya sengaja bermalam lagi di desa Fatukona. Kali ini saya mandi sepuasnya di sungai. Lebih segar dan sejuk nian. Airnya langsung dari gunung. Bisa diminum, lebih sehat dari air mineral isi ulang di kota-kota besar. Saya keliling desa di malam hari dan mendapati kenyataan bahwa dengan masuknya SEHEN di desa-desa itu berdampak sangat luas. Anak-anak dapat belajar lebih lama dan lampu lebih terang, tidak kuatir lagi pelita tumpah membakar rumah. Anggota keluarga sedang lembur pekerjaan. Saya melihat di malam hari mereka dapat memecah kemiri, membersihkan jahe, membungkus dagangan, mengupas pisang, memipil biji jagung, menenun kain, menumbuk padi, membaca kitab suci, dan bahkan kegiatan di luar rumah seperti memotong kayu dan menambang batu dengan ditemani lampu SEHEN 2 watt. Anda mungkin tidak percaya, apa cukup terang? Ternyata cukup. Kuat penerangan 200 lumen per lampu setara dengan 25 watt lampu pijar. Itulah keajaiban teknologi. Saya benar-benar terharu melihat senyum bahagia mereka.
Saya berfikir lebih jauh lagi. Barangkali karena kerja lembur, malam jadi makin panjang.  Bapak-ibu lebih produktif bekerja dan tentunya akan lebih lelah. Dengan demikian mungkinkah juga KB akan lebih berhasil dibanding tanpa SEHEN yang  biasanya jam 7 malam mereka sudah harus tidur dengan istrinya? Hehehehe...

Saya ketemu dengan pak Nandang Prabowo. Dia orang Solo. Keluarganya di Malang. Pimpro di Sumba Barat Daya yang ditugasi PLN  memasang SEHEN. Seorang pekerja keras. Sudah 6000 lebih rumah yang dia pasang dalam waktu tiga bulan. Semua warga mengenalnya sebagai “Pak SEHEN”. Saya tahu karena di sepanjang jalan dia disapa begitu. Kerjaannya keluar masuk kampung memasang SEHEN dalam tiga bulan terakhir ini. Sambil berkelakar dia bercerita kepada saya telah dilamar salah satu parpol baru untuk pindah penduduk kesana. Jadi kader partai, calon anggota DPRD dan katanya pasti dipilih warga berkat jasanya. Saking banyaknya warga mengenal dia jadi selebritis dadakan. Jawaban dia bergaya diplomat. “nggak usah lah pak. Saya sudah senang begini. Kalau warga senang, capek saya hilang”. Mudah-mudahan ada Nandang-nandang lain di bumi pertiwi ini.

Lain lagi cerita dengan Pak Iwan Soeseno. Asli orang Sunda. Dia Pimpro SEHEN di Pulau Timor. Dia bertugas memasang 37.000 unit SEHEN. Hebatnya selain pekerja keras, otak dia seperti Garmin. Merek GPS terkenal. Hanya dalam waktu 2 bulan dia sudah menguasai jalan-jalan sampai pelosok-pelosok desa di tiga kabupaten di TTS, TTU dan Kupang. Saya terperanjat bangga ketika dia menjelaskan rute jalan kepada penduduk asli sana. Jelas sekali dia lebih paham dibanding Bapak Dusun itu. Terkadang dia harus mengangkut sendiri lampu SEHEN langsung ke rumah kepala dusun. Saya sebut dia Crocodille dundee. Petualang asal Australia yang tidak mengenal takut. Yang membuat saya terharu, sering dia hanya berdua ditemani istrinya ke daerah-daerah sulit dengan mobil  gardan dobel. Tidak terhitung sudah berapa banyak dia terpaksa narik winch (red: kabel baja sling kelengkapan mobil) untuk dikaitkan ke batang pohon pinggir jalan agar mobil dia bisa lepas dari jebakan lumpur dalam. Di tengah hutan, tidak ada yang menolong. Saat saya tanya; “apakah anda tidak capek bekerja seperti ini?” Jawabnya tulus; “ya capek pak, tapi saya bekerja dengan sepenuh hati sambil ibadah. Menolong orang. Hal ini yang menyemangati saya”. Dia juga mengajari saya cara makan sirih-pinang. Dia sudah lihai dengan tradisi itu. Dia katakan, agar dapat diterima masyarakat di sini Bapak perlu belajar makan sirih pinang. Itu penghormatan katanya. Di dalam sirih-pinang ada desinfektan yang dapat menyehatkan gigi. Maka, jarang sekali mendengar orang sana sakit gigi. Satu lagi saya belajar budaya luhur Nusantara ini.

Sebagai orang Jakarta, dalam hati saya merasa malu dengan mereka. Saya tinggal di Ibukota setiap hari. Menikmati subsidi listrik dan BBM. Tapi mereka sesama rakyat Indonesia tidak pernah menikmatinya karena belum berlistrik dan tidak punya kendaraan. Bila ada kendaraanpun mereka naik kuda yang BBMnya rumput non subsidi. Pengalaman hidup hari itu telah mengubah cara pandang saya untuk lebih menghargai listrik dan BBM. Ternyata masih banyak saudara kita yang belum menikmati keduanya. Betapa beruntungnya saya hidup di kota besar.

Menurut informasi yang saya peroleh dari PLN wilayah NTT bahwa sampai akhir tahun 2012 ini akan dipasang 168.000 unit SEHEN di seluruh wilayah provinsi NTT. Bila proyek ini selesai, maka rasio elektrifikasi NTT akan loncat dari 35% di tahun 2011 menjadi setidaknya 70% di akhir tahun 2012. Pemikiran cemerlang dari rekan-rekan PLN yang memeras otak untuk bekerja “di luar kebiasaan” atau sering orang pinter menyebutnya thinking out of the box. Ini adalah program loncatan katak yang luar biasa berhasil. Suatu terobosan yang dapat menghemat waktu 25 tahun untuk meningkatkan rasio sebesar itu. Saya bukan pegawai PLN. Saya tulis ini juga bukan atas pesan sponsor dari PLN namun atas semua yang telah mereka lakukan saya angkat jempol dengan program ini. Selamat buat PLN, Pemda dan rakyat NTT. Oh, iya. Satu lagi, Berbarengan program ini PLN memberi “hadiah” gratis berupa televisi berparabola tenaga surya untuk setiap pemasangan 100 unit SEHEN. TV itu dipasang di fasilitas umum milik desa. Ditonton rame-rame. 30 channel nasional dan internasional berhasil ditangkap. Selamat datang informasi.

Program ini dapat berhasil berkat dukungan semua pihak. PLN yang punya gawe didukung Bank NTT sebagai bank daerah untuk pembukaan rekening tabungan SEHEN. Gubernur, Bupati, Camat, Kepala Desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama semua bahu-membahu membantu sosialisasi ke masyarakat. Warga berbondong-bondong mendaftar jadi pelanggan SEHEN dengan membuka tabungan di Bank NTT. Buka tabungan bukan sekedar menjadi syarat pelanggan SEHEN namun juga mampu mendidik masyarakat gemar menabung. Selamat datang perbankan.

Perlu diingat bahwa Pembangunan infrastruktur kelistrikan konvensional memerlukan pembangkit besar. Karena pembangkit dengan pengguna biasanya berjauhan diperlukan jaringan transmisi, kemudian didistribusikan dengan kabel-kabel ke rumah penduduk. Infrastruktur mahal. Tanpa ketersediaan jalan yang layak, maka jaringan listrik sulit dibangun dan dipelihara. Apalagi menarik kabel super panjang hanya untuk melayani beberapa rumah penduduk. Meskipun tujuan mulia kadang terkendala tidak ekonomis. Tentunya tidak salah kalau skala prioritas dimulai dari kota kemudian ke desa-desa. Nah, dengan SEHEN ini kendala itu bisa diatasi. Dari desa yang paling sulit menuju ke kota. Bila program ini jalan seiring maka penyediaan akses listrik bagi masyarakat pedesaan dapat dipercepat.

Sekilas perjalanan empat hari saya di NTT mengingatkan saya akan kehidupan serupa di provinsi lain di negeri tercinta ini. Banyak kesamaannya; daerah kepulauan, petani, berkebun, nelayan, masih banyak penduduk belum berlistrik, tersebar di gunung-gunung atau pulau-pulau terpencil dan sama-sama ada PLNnya.

Ternyata matahari yang setiap hari ada di atas kita memberi solusi listrik yang mudah, gratis dan cepat. Suatu tantangan bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan PLN di provinsi lain untuk segera memulai program ini. Sangat mungkin dilakukan agar akhir tahun 2013, 100% Indonesia sudah terlistriki. Kalau berhasil di NTT saya yakin juga akan sukses di tempat lain. Yuk, kita layani rakyat dengan setulus hati. Mudah-mudahan, Tuhan akan memberi jalan dan petunjukNya dalam wujudkan Nusantara Bercahaya.

Terima kasih PLN, Terima kasih Adyasolar....... salam tulus dari warga NTT....

Sedikit Ngoceh :p


........ Kutipan ceritaku 
"Pada suatu malam dimulainya aktifitas di sudutan kota Yogyakarta, aku mulai beranjak dari kamar kos-anku untuk mencari udara dan makan malam bersama teman-teman maen sambil bersenda-gurau membelah malam. Pada malam itu kami menyusuri jalanan didaerah monjali, dan salah seorang teman memanggil kami. Tertuju pada warung kecil dipojokan perempatan gang yang warga Yogya sering menyebutnya 'Angkringan'. Langsung kusandarkan motor dan ikutan nimbrung disela-sela tempat duduk, aku kebagian tempat duduk sebelahan dengan seorang temen cowok yang waktu itu baru beberapa hari mengenalnya. Cowok itu memesan segelas 'Teh Jahe'. Dan saat itu aku ditawari minum ku bilang aja ; " Teh panas aja, Mas." tapi dalam hati sempat bertanya-tanya,".. emmmhh ada ya, minuman tehjahe". Beberapa menit kemudian teh jahe punyaknya masnya datang. Sesaat mencium aroma teh jahe yang masih mengepulkan uap disampingku, aroma jahe yang terkombinasikan dengan teh sangat menggelitik hidungku untuk mencobanya........ "                                                                                                                                                                                 

 ............................................................................. Next month,
Semenjak itu aku-pun ketagihan, tiap mampir angkringan selalu mencoba 'Teh Jahe'. Kombinasi rempah-rempah yang pas akan menghasilkan minuman teh jahe dahsyat sehingga terasa hangat, beraroma, dan bakal ketagihan. ^_*

............................................


sisipan : "Cowok itu" emmm dia adalah Misuaku skrg ^_* (Loving hubby), mengenalkan tehjahe secara tak sengaja ;)






                                                                                                      

Mengubah Limbah Plastik menjadi bahan bakar Minyak

Ini nii mengutiip di blog sebelah Semoga bermanfaat ^_^
http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/12/01/tri-handoko-mengubah-limbah-plastik-jadi-bahan-bakar-minyak/

Tri Handoko: Mengubah Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak

DESEMBER 1, 2011
sumber energi dr limbah plastik di indonesiaproud wordpress com
Di tangan Tri Handoko, ribuan ton limbah plastik yang menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) kota Madiun, Jawa Timur, diubah menjadi bahan bakar minyak bernilai jual, seperti solar dan premium, dengan teknologi tepat guna.
Inovasi Tri Handoko tersebut menginspirasi hingga lintas daerah. Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Banjarmasin pun melakukan studi banding. Sejumlah pengusaha menawarkan kerja sama bisnis.
Tri adalah pengajar listrik dasar dan elektrolisis pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Madiun. Inovasinya didasari kegelisahannya atas tumpukan limbah plastik di banyak kota.
Peraih gelar master Mekatronika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini memulai riset ketika terlibat dalam tim peneliti bahan bakar minyak (BBM) alternatif berbahan dasar air yang menghebohkan Indonesia tahun 2008. Saat itu, ia mulai belajar hidrokarbon hingga memperdalam metode pengguntingan rantai karbon.
Kemudian, ia merancang teknologinya. Sistem kerja yang digunakan adalah pirolisis atau destilasi kering. Limbah plastik dipanaskan di atas suhu leburnya sehingga berubah jadi uap.
Proses pemanasan ini menyebabkan perekahan pada molekul polimer plastik menjadi potongan molekul yang lebih pendek. Selanjutnya, molekul-molekul ini didinginkan jadi fase cair.
Cairan yang dihasilkan jadi bahan dasar minyak atau minyak mentah. Dengan destilasi ulang menggunakan temperatur berbeda, yakni mengacu pada titik uap, minyak mentah diproses menjadi premium atau solar.
”Jika suhu pemanasan yang digunakan di atas 100 derajat celsius, yang dihasilkan adalah zat yang mendekati atau memiliki unsur sama dengan premium. Tinggal mengembunkan lagi uapnya, kita dapat premium,” ujarnya.
Konsep dasarnya mengambil unsur karbon (C) dari polimer penyusun plastik. Polimer tersusun dari hidrokarbon, yakni rangkaian antara atom karbon (CO2) dan hidrogen (H2O).
Untuk menghasilkan premium perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih pendek, yakni C6-C10. Untuk menghasilkan minyak tanah dan solar perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih panjang, yakni C11–C15 (minyak tanah) dan C16-C20 (solar).
Pada proses akhir perlu refinery, yakni pengolahan bahan baku minyak menjadi minyak siap digunakan. Caranya, dengan mencuci, penambahan aditif, mereduksi kandungan gum atau zat beracun, dan mengklasifikasikan atau mengelompokkan berdasarkan panjang rantai hidrokarbon.
Untuk memproses limbah plastik menjadi bahan bakar yang dikehendaki perlu alat. Sekilas, bentuk alat mirip tripod kamera atau handycam dengan sejumlah kaki penopang. Yang diutamakan adalah fungsinya.
Alat pemroses
Bagi Tri, alat tak harus menggunakan material berkualitas tinggi. Alat bisa dibangun dari material bekas, disesuaikan kemampuan pembuat dan kapasitas limbah yang akan diolah. Alat yang dipakai bisa berbiaya Rp 650.000 hingga Rp 100 juta, tergantung kebutuhan.
Alat terdiri atas saluran pemasukan atau intake manipul dari besi. Fungsinya, memasukkan sampah plastik ke dalam tangki reaktor di atas tungku pembakar. Bahan bakarnya bisa limbah kayu bekas atau gas elpiji. Bahkan, juga gas metan hasil pembakaran sampah sehingga lebih ekonomis.
Untuk memperoleh uap, tangki reaktor dihubungkan kondensor atau pengembun yang berada di atas tangki. Diperlukan minimal dua kondensor untuk memisahkan uap yang mengandung rantai molekul pendek dengan uap yang mengandung rantai molekul panjang. Penyaluran uap ini menggunakan pipa besi sehingga tahan suhu tinggi atau panas.
Selanjutnya, pada setiap kondensor dipasang pipa penyalur untuk mengalirkan embun dari uap yang dihasilkan. Tetes demi tetes embun ditampung dalam botol sebelum proses refinery. Begitulah rangkaian proses pembuatan minyak berbahan limbah plastik.
Satu kg limbah plastik menghasilkan 1 liter bahan dasar minyak atau minyak mentah. Ketika diolah jadi premium atau solar, hasilnya tinggal 0,8-0,9 liter. Kotoran yang melekat pada plastik turut memengaruhi. Demikian pula kualitas plastik yang dipakai. Makin bagus kualitas plastik yang diolah, makin tinggi pula hasil yang didapat.
Sejauh ini, alat terbesar yang diaplikasikan di tempat pembuangan akhir berkapasitas 15 meter kubik per hari. Dana pembuatan alat ini sekitar Rp 50 juta, termasuk biaya destilasi ulang atau refinery secara terpisah.
Uji laboratorium
Hasil uji laboratorium SMKN 3 Kota Madiun menunjukkan, solar limbah plastik menghidupkan mesin pemotong rumput. Meski belum diuji coba pada kendaraan bermotor, premium limbah plastik telah diuji kromatografi gas pada laboratorium PT Sucofindo.
Kepala SMKN 3 Kota Madiun Sulaksono Tavip Rijanto mengatakan, inovasi itu memenangi kompetisi Teknologi Tepat Guna tingkat kota, dan dipamerkan pada Toyota Eco-Youth VI Jakarta.
Manfaat yang lebih diharapkan dari inovasi adalah membantu mengatasi masalah lingkungan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan tawaran solusi mencari energi alternatif.
Sumber: kompas.com

Uppzz Teh Jahe juga mempunyai efek Samping lho ...

Berbagi itu indah Sedikit mengutip dari blog sebelah ^_^

Teh jahe , adalah minuman panas konvensional yang dikonsumsi oleh jutaan orang setiap hari . Hal ini sangat berbeda dari teh tradisional, dan terbuat dari jahe. Jahe, seperti yang kita ketahui, bisa dijadikan sebagai obat – obatan. Teh yang terbuat dari jahe dapat menyembuhkan berbagai penyakit termasuk mual, peradangan , gangguan pencernaan , migrain , diare  dan lain-lain.
Namun, minuman yang banyak khasiatnya ini ternyata juga memiliki efek samping yang serius. Dibawah ini beberapa efek samping serius yang mungkin terjadi dikarenakan mengkonsumsi teh jahe secara berlebihan, yang dilansir dari buzzle.com:
1. Pendarahan dalam
Kelemahan sebagian besar obat – obatan botani dalam bentuk herbal dan akar adalah ada kemungkinan bahwa ramuan ini dapat bereaksi dengan obat. Teh jahe lebih rentan bereaksi dengan obat yang diresepkan untuk menyembuhkan pendarahan, seperti aspirin dan obat anti inflamasi lainnya, sehingga bisa menyebabkan pendarahan internal. Jadi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum anda memulai mengkonsumsi sejumlah besar the jahe.
2. Penyakit pencernaan
Jika mengkonsumsi overdosis teh ini, bisa mempengaruhi system pencernaan. Teh jahe bisa memproduksi asam dalam tubuh manusia, sehingga menyebabkan keasaman pada system pencernaan.
3. Interaksi yang merugikan dengan anestesi
Mengkonsumsi teh jahe sebelum operasi atau dalam waktu jangka panjang, dapat menjadai alasan untuk komplikasi tertentu dalam operasi. Beberapa obat diberikan untuk anestesi ditemukan bereaksi dengan teh jahe , menyebabkan komplikasi, seperti hambatan dalam penyembuhan luka , atau reaksi fotosensitif dan pendarahan. Itulah sebabnya , sebagian dokter menyarankan agar menghentikan asupan jahe setidaknya satu minggu sebelum operasi .
4. Berbahaya untuk ibu hamil
The jahe juga dikabarkan menjadi zat yang merupakan racun bagi anak yang belum lahir. Namun masalah ini masih di perdebatkan. Jadi lebih baiknya anda mnghindari minum teh jahe selama kehamilan.
5. Sulit tidur
Salah satu efek samping dari teh jahe sulit untuk tidur. Setelah mengkonsumsi teh ini kemungkinan besar anda tidak bisa tidur dalam waktu yang lama.
6. Batu empedu
Produksi empedu dapat memiliki efek buruk pada orang yang terkena batu empedu . Jahe mempromosikan produksi empedu , dan secara tidak langsung memberikan kontribusi untuk rasa sakit tersebut.
Sedikit tipz : Konsumsinya jangan overdosis yua guys, dimane-mane kl overdosisi itu tak bagus ;) << Agama juga melarang kalau yang namanya berlebihan itu tidak baik akan menimbulkan berbagai banyak penyakit, mengkonsumsi sewajarnya saja ^_^

Minuman Hangat selagi Musim Hujan ^_^

GingerTea



Sore- sore seperti ini paling enak dengan memanjakan diri menyeruput (bahasa baku gak ya ^_^) Secangkir teh jahe panas, minuman sehat yang bagus untuk pencernaan.
Tak perlu susah-susah ngeluarin sepeda, motor ato boil eh mobilnya, belum sampe' keluar hujaan sudah mulai datang. Pastinya malas beranjak enakan di rumah kan ya?
Apalagi kalau persediaan bahan dapur lengkap..hmmm pastinya mudah bikin minuman yang menggoda selera ini (Homemade dah).. Kukasih bocorannya yaa :
Untuk yang tdk suka dengan Gula 

Waktu Prepare : 10 menit

Bahan :

4-6 irisan tipis jahe mentah
1 1/ 2 - 2 gelas air
1/2 jeruk nipis,
1-2 sdm madu

Persiapan :
  • Kupas jahe dan iris tipis sesuaikan dengan luas permukaan . Ini membuat teh jahe sangat beraroma .
  • Rebus jahe dalam air selama kurang lebih 10 menit . Untuk lebih kuat dan rasa teh , biarkan mendidih.
  • setelah mendidih matikan, baru ditambahkan air jeruk nipis dan madu secukupnya.
Untuk berbagai kalangan 

Bahan :

4-6 irisan jahe
2 gelas air
1/2 cm kayu manis
1-2 cengkeh
1 buletan kecil gula merah (sesuai selera)
1-2 sendok gula putih (sesuai selera)

Persiapan:
  • geprek ato iris jahe biar rasa dan aroma jahe keluar.
  • Rebus semua bahan diatas sampai mendidih, untuk gula nya bisa di tambahkan saat akan mendidih
Sedikit Tipz : Rahasia untuk membuat teh jahe benar-benar beraroma adalah dengan menggunakan banyak jahe dan menambahkan sedikit perasan jeruk nipis, madu. ^_*

Selamat menikmati Teh jahe panas Anda, Teh jahe buatan sendiri sangat aman, berkualitas dan tentunya menghangatkan perut dan membantu pencernaan .... ^_^
#Selamat Mencoba#